Makalah Sistem Pencernaan pada Amphibi

Menurut Djuhanda (1984), sistem pencernaan makanan amphibi hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada beberapa bagian dari tructus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi dengan air liur. Salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

  • Rongga mulut : Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh dilangit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa. Lidah pada katak bercabang dua (bifiddia) dan berfungsi untuk menangkap mangsa. Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang berlendir. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris, makanan akan melalui faring.
  • Esophagus : Berupa saluran pendek (kerongkongan) yang menghasilkan sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventrikulus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan.
  • Ventrikulus (lambung) : Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Bagian muka ventrikulus yang besar disebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pylorus. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventrikulus yang mengandungenzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventrikulus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, eripsin, dan protein. Disamping itu, ventrikulus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Lambung katak dibedakan menjadi dua, yaitu tempat masuknya esophagus dan lubang keluar menuju usus. Di dalam lubang makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus.
  • Intestinum (usus) : Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi duodenum, jejenum, dan ileum dengan batas yang belum jelas. Dinding usus halus mengadung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi  di ventrikus tapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventrikulus melalui klep pylorus.
  • Usus tebal atau usus besar : Berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
  • Kloaka : Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amphibi terdiri atas kelenjar ludah, hati, dan pankreas yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung epedu yang berwarna kehijauan.

Hepar atau hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesika felca yang kemudian aka dituangkan dalam intestinum melalui duktus dahulu, kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran pankreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan zat lemak. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan  enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum (Yuni, 2012).

Demikianlah Makalah Sistem Pencernaan pada Amphibi, terima kasih telah mengunjungi blog yang sederhana ini.

Posted by Wasiwa
Wasiwa Updated at: April 30, 2015

0 komentar:

Post a Comment