BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain
bersifat organis (makhluk hidup).
Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri
kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan
maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup,
akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Manusia
merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan
hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik, seperti: ukuran, kekuatan,
kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya.
Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang lebih
baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi
dengan lingkungannya.
Melalui rasa ingin tahu, manusia mempunyai kemampuan untuk
berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Hal itu
disebabkan karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa suatu
peristiwa terjadi. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu
untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan
yang lebih baru. Namun, dari beragam manusia hal yang membedakannnya adalah
perkembangan sifat dan pola berpikir manusia yang terus mengalami perkembangan
pula.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perkembangan dan
sifat manusia?
2. Bagaimanakah perkembangan sifat dan pikiran
manusia?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian
dan sifat pada manusia
2. Untuk mengetahui perkembangan sifat dan
pikiran manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perkembangan dan Sifat
Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Beberapa psikolog
membedakan arti kata ‘pertumbuhan’ dengan ‘perkembangan’, namun beberapa tidak.
Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi
fisik yang murni, sedangkan perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang
khas mengenai gejala psikologis yang muncul. (Monks, 1982)
Di sisi lain, perkembangan juga dipandang secara menyeluruh,
yang mencakup tiga aspek, yaitu:
·
Perkembangan
fisik, seperti perubahan tinggi dan berat.
·
Perkembangan
kognitif, seperti perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
·
Perkembangan
kepribadian dan social, seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender,
hubungan interpersonal.
Tentunya dalam mempelajari perkembangan manusia, seluruh
aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Begitu juga dalam penggunaan di
dalam konteks pendidikan, ilmu mengenai perkembangan manusia sebaiknya dikuasai
secara menyeluruh agar mendukung kompetensi pendidik dalam memahami kondisi
anak didiknya.
Sifat hakikat
manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia
dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama
dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang
belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya,
melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segala. Bahkan carles darwin (dengan
teori evolusinya) telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primat
atau kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera.
Disebut sifat
hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia
dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua
pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan
seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah
yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus
seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan
inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. (Asar, 2013)
2.2
Perkembangan Sifat dan Pikiran
Manusia
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan
yang paling sempurna dalam persaingan hidup di muka bumi ini. Meski banyak
keterbatasan fisik, seperti diantaranya : ukuran, kekuatan, kecepatan, dan
panca indera. Keberhasilan tersebut disebabkan karena manusia memiliki akal
yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan manusia lebih mudah
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Karna itu alam pikir manusia
dapat berkembang dengan kemampuan berfikir dan bernalar manusia, akal serta
nuraninya yang memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi dan bijaksana
untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan yang terkumpul dan semakin maju menyebabkan rasa
ingin tahu manusia semakin berkembang. Rasa ingin tahu pada manusia ini
menyebabkan pengetahuan mereka dapat berkembang setiap hari, mereka mengamati
benda-benda dan peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Manusia tidak akan
pernah merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai apa yang diamatinya,
rasa ingin tahu semacam itu yang tidak dimiliki oleh hewan. Manusia merupakan
makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila
dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Rasa ingin tahu yang terdapat
pada manusia ini yang menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang.
Dan dengan sifat keingintahuan manusia yang besar, manusia
selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam dan
pengetahuan-pengetahuan yang sangat banyak, mungkin karena itu lah secara tidak
langsung alam pikiran manusia dapat berkembang. Dan mungkin karena teknologi
juga yang semakin berkembang sesuai zamannya, sehingga sejalan dengan cara
berfikir manusia yang memudahkan manusia untuk mencari informasi dan ilmu
pengetahuan yang sangat banyak, sehingga membuat alam pikir manusia semakin
berkembang dan berkembang lagi.
Manusia secara terus
menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuan
tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kelangsungan
hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana
yang salah. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya
sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat
yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan
yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung
lebih cepat. (Puspita, 2013)
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat
dipengaruhi oleh pengembangan pengetahuan pada masa anak-anak:
1.
Masa
bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorik motorik, pada periode ini
perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.
2.
Masa
kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini,
dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan
bahwa anak pada periode ini adalah “masa bertanya”.
3.
Masa
usia sekolah (6-12 tahun), periode operasional nyata. Pada masa ini anak sangat
aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Masa ini juga
merupakan “masa tenang” karena proses perkembangan emosional anak telah
mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuannya.
4.
Masa
remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini merupakan
masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
dewasa.
5.
Masa
dewasa (> 20 tahun), dimana masa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk
berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,
menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu
yang bertanggung jawab.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga
mempunyai “rasa ingin tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle curiousity” atau “instinct.” Segala aktivitasnya didorong
oleh instink itu dengan tujuan untuk
melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan
berkembang biak.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi
dari segala yang mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari
keingintahuannya itu merupakan “pengetahuan”-nya. Pengetahuan manusia selalu
berkembang. Ia selalu tidak puas dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang
“apa,” “bagaimana” dan “mengapa” demikian.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam
yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan
pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Bagaimana alam pikiran
manusia dapat berkembang karena dengan kemampuan manusia untuk berfikir dan
bernalar serta sifat keingintahuan manusia yang sangat besar.
3.2
Saran
Manusia secara alamiah, dari zaman purba
sampai zaman dewasa sekarang memiliki
rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut menyebabkan manusia menyelidiki
persoalan-persolan yang akan menghasilkan jawaban. Demikianlah pikiran manusia
berkembang dari pikiran primitif sampai kepikiran yang modern.
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan rasa
ingin tahu pada diri manusia, maka diharapkan setiap individu mengembangkan
rasa ingin tahu tersebut menjadi penelitian-penelitian yang akan menghasilkan
penemuan-penemuan yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Monks,
F.J., Knoers A.M.P., Haditono, Siti Rahayu. 1982. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Puspita,
Laras Dwi. 2013. Bagaimana Alam Pikiran
Manusia Berkembang (Online). http://larasdwip.blogspot.com.
Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Saputra,
Riri. 2014. Makalah Iad Alam Pikiran
Manusia Dan Perkembangannya (Online). http://ririsaputra.blogdetik.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Wardiana.
2012. Alam Pikiran Manusia dan
Perkembangannya (Online). http://wardina-a.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Asari.
2013. Alam Pikiran Manusia Dan
Perkembangannya (Online). http://ronalastikasari.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 201
0 komentar:
Post a Comment