Meninggalnya atau Wafatnya Patih Gajah Mada

Patih Gajah Mada hingga sekarang masih menjadi kontroversi, sejarawan belum ada yang bisa memecahkan dari mana asal usul Gajah Mada, siapa orang tuanya dan dimana ia dibesarkan.

Kematian Gajah Mada ini juga menyisakan banyak kontroversi dikalangan sejarawan, karena kematian Gajah Mada tidak ada dalam catatan sejarah, tidak diketahui dimana kuburannya, sehingga berbagai bukti menyimpulkan bahwa Gajah Mada mati secara moksa. Berikut ini beberapa bukti:


Berdasarkan dialog Paranormal, Gajah Mada menggambarkan sosok dirinya dalam untaian kata-kata bersyair:

“Dalam semangatku membangun Majapahit, aku melumuri jiwaku dengan hamukti palapa. Aku menghindari gebyar duniawi. Kuhindari nafsu duniawi, termasuk aku menghindari memiliki istri. Dengan cita-cita sedemikian besar dan membutuhkan kerja keras, aku tidak mau terganggu oleh rengek istri dan atau tangisan anak. Tidak beristri dan tidak memiliki anak harus aku akui sebagai pilihan tersulit. Akan tetapi, aku layak bersyukur bisa menjalaninya”.

“Aku berharap apa yang kulakukan itu akan menyempurnakan pilihan akhir hidupku dalam semangat hamukti moksa (Hamukti moksa, Jawa, semangat untuk meski lenyap, telah melakukan pekerjaan luar biasa demi orang lain, seperti lilin yang rela terbakar asal bisa menerangi tanpa meminta balasan, seperti pahlawan yang rela menjadi martir)”.

“Ketika aku sendiri di istana karena Sang Prabu Hayam Wuruk sedang berada di Simpang Blitar yang menjadi bagian rencana perjalanan panjangnya, aku merasakan nyeri di dada kiriku. Sakitnya tidak ketulungan. Peluh bagai diperas dari tubuhku. Aku merasa pintu gerbang kematian telah dibuka. Aku harus melepaskan semua urusan duniawiku, termasuk bagian yang paling sulit karena ada sesuatu yang menyatu di tubuhku, warisan yang aku peroleh dari Kiai Pawagal di Ujung Galuh”.

“Untuk membebaskan diri darinya bukan pekerjaan gampang. Aku tidak punya pilihan lain kecuali memutar udara itu dengan kencang, makin kencang dan makin kencang. Aku berharap saat pusaran angin itu bubar, hilang pula aku”.


Banyak yang bertanya, Dimana Gajah Mada Mati? Usai perang Bubat itu, diyakini Gajah Mada meninggal atau mati dengan moksa. Sebab, sampai dimana pun dan kapanpun Gajah Mada tidak akan pernah mau melawan perintah raja Majapahit. Jika Gajah Mada melawan perintah raja, maka akan memotong jalan dan tujuan Gajah Mada mati secara moksa. Yang saat itu disebut sebagai kematian sempurna dan abadi.

Yakob Sumarjo yang mendalami Kidung Sundayana (1800 SAKA) dan Cerita Parahyangan Abad XVI berkeyakinan bahwa Gajah Mada meninggal dengan cara moksa atau menghilang.

Kemenangan Majapahit saat Perang raja lawan raja. Pangeran lawan pangeran. Mereka (Pasukan Pajajaran) gugur. Hayamwuruk lakukan pesta besar-besaran. Hayam wuruk marah Gajah Mada mau ditangkap tetapi menghilang dengan cara moksa.


Mereka tidak menyalahkan Gajah Mada karena dianggap keturunan Dewa Wisnu. Dalam Kidung digambarkan, laut jadi merah gagak-gagak bertebangan," tutur Yacob. 

Seperti diketahui bahwa Desain atau dekorasi wajah Gajah Mada untuk pertama kalinya adalah Muhammad Yamin. Berkat usaha gigih beliaulah hingga sekarang masyarakat bisa mengenal sosok yang mengumandangkan Sumpah Palapa itu.

Posted by Wasiwa
Wasiwa Updated at: January 31, 2014