Perkembangan Zaman dalam Hindu (Catur Yuga)

Sebelum sobat membaca tulisan ini sampai habis, perlu penulis tekankan bahwa semua yang saya tulis pada postingan ini adalah murni pendapat saya pribadi, jadi bukanlah merupakan sebuah kesimpulan mutlak yang tak terbantahkan.

Zaman Satya Yuga
a) Pada zaman ini semuanya kebaikan 100%, jika dianalogikan dengan sapi maka pada zaman ini seekor sapi masih memiliki kaki 4 yang utuh. Zaman ini berlangsung selama 1.728.000 tahun.

b) Dimana pada masa itu umur manusia sangatlah panjang karena tingkat kejahatan 0% namun yang membinasakan manusia pada masa itu adalah bencana alam yang dahsyat.

c) Kisah ceritera yang membuat kita mudah memahami zaman ini adalah Manu yang diselamatkan Ikan Besar karena banjir bandang yang terjadi yang memusnahkan manusia.

d) Sastra hukum yang digunakan pada zaman ini untuk mengatur ketertiban dalam masyarakat adalah Manawa Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Manu.

e) Cara penebusan dosa pada Satyayuga pelaksanaan Dhyana (bermeditasi, mengheningkan pikiran) untuk memusatkan pikiran kepada Tuhan yang paling diutamakan dan orang yang melaksanakannya akan dipuji-puji dan dihormati.

f) Avatara yang muncul pada zaman ini adalah Matsya dan Kurma untuk menyelamatkan manusia dari bencana alam yang menerpa.

Zaman Treta Yuga
a) Kebaikan mulai berkurang menjadi 75% dan kejahatan mulai bermunculan sebanyak 25%, jika dianalogikan dengan sapi maka pada zaman ini seekor sapi memiliki kaki 3 alias pincang. Zaman ini berlangsung selama 1.296.000 tahun.

b) Dimana pada masa ini kejahatan sudah mulai mendekati dan mengganggu manusia dan para raksasa tersebut tinggal hanya berbeda pulau dengan manusia.

c) Kisah ceritera yang membuat kita mudah memahami zaman ini adalah Ramayana. Dimana pada masa itu kejahatan berada diseberang pulau (Rahwana) yang rakus kekuasaan dan suka memangsa manusia.

d) Sastra hukum yang digunakan pada zaman ini untuk mengatur ketertiban dalam masyarakat adalah Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Yajnawalkhya.

f) Penebusan dosa pada Tretayuga dilakukan dengan Jnyana (belajar, memiliki pengetahuan). Pada masa itu, pengetahuan yang diutamakan dan pendidikan mendapat perhatian penuh pada masa itu. Orang-orang yang pandai dan terpelajar akan diistimewakan dan sangat dihormati pada masa itu.

f) Avatara yang muncul pada zaman ini adalah Parasu Rama untuk menegakkan keadilan dan Sri Rama untuk menyelamatkan manusia kekejaman para raksasa.

Zaman Dwapara Yuga
a) Kebaikan semakin berkurang menjadi 50% dan kejahatan mulai bertambah banyak menjadi 50%, jika dianalogikan dengan sapi maka pada zaman ini seekor sapi memiliki kaki 2 sehingga tambah pincang. Zaman ini berlangsung selama 864.000 tahun.

b) Dimana pada masa ini kejahatan semakin mendekat yakni sudah mulai berada dalam keluarga masing-masing.

c) Kisah ceritera yang membuat kita mudah memahami zaman ini adalah Mahabharata. Dimana pada masa itu kejahatan sudah semakin dekat berada di dalam keluarga sendiri (Kurawa) sehingga menyebabkan pertumpahan darah dinasti Kuru.

d) Sastra hukum yang digunakan pada zaman ini untuk mengatur ketertiban dalam masyarakat adalah Samkhalikhita Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Sankha Likhita.

e) Cara penebusan dosa pada Dwaparayuga adalah melalui pelaksanaan ritual yang diutamakan. Asalkan seseorang melaksanakan ritual maka ia akan dihormati, tidak peduli kaya atau miskin, baik atau jahat.

f) Avatara yang muncul pada zaman ini adalah Sri Khrishna dan Bhagavan Biasa untuk menegakkan kebenaran yang sulit ditegakkan pada masa itu karena berurusan dengan keluarga.

Zaman Kali Yuga
a) Kebaikan berkurang sangat drastis dan hanya tersisa 25% dan kejahatan mulai bertambah banyak menjadi 75%, jika dianalogikan dengan sapi maka pada zaman ini seekor sapi memiliki kaki 1 sehingga benar-benar sangat buruk. Zaman ini berlangsung selama 432.000 tahun.

b) Kisah ceritera yang membuat kita mudah memahami zaman ini adalah Sidharta Gautama.

c) Dimana pada masa itu kejahatan sudah berada di dalam diri manusia itu sendiri (Ego) sehingga manusia pada zaman ini cenderung lebih suka melihat keluar ketimbang introspeksi diri.

d) Sastra hukum yang digunakan pada zaman ini untuk mengatur ketertiban dalam masyarakat adalah Parasara Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Parasara. 

e) Cara penebusan dosa pada zaman Kali Yuga adalah melalui Derma atau Dana Punia (pemberian berupa materi). Karena pada zaman ini, uang dan kekayaan yang paling diuatamakan. Asalkan seseorang memiliki kekayaan, maka ia akan dihormati dan berkuasa. Budi pekerti tidak lagi dihiraukan, malah orang yang pandai akan menjadi bahan ejekan. Pada masa ini, dengan uang seseorang dapat membeli kehormatan.

f) Avatara yang muncul pada zaman ini adalah Sidharta Gautama untuk menegakkan kebenaran dan menentang upacara yang besar-besaran karena banyak masyarakat miskin yang melarat akibat tidak bisa menjalankan yajnadengan dana yang mahal.

Setelah menjelaskan secara singkat dari beberapa zaman di atas dan sekarang kita berada di Zaman Kali Yuga tentu kita sudah harus menyesuaikan dengan Dharma Sastra masa kini dan ajaran keinsapan yang disebarkan oleh Avatara di zaman ini.

Duit adalah raja di zaman ini. Banyak manusia melakukan segala hal hanya untuk duit. Apa sebenarnya Duit itu? Apakah hanya bahan materil semata? Sebenarnya ketika kita mendengar kata "DUIT" ada makna filosofi yang terkandung di dalamnya yakni:

  • D: Doa
  • U: Usaha
  • I : Ikhtiar
  • T : Tabah

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari alam, mengingat alam adalah guru terbaik bagi semua mahluk. Sebagai contoh analogi telur ini, "Sebutir telur yang pecah dari dalam akan menghasilkan mahluk hidup baru, namun jika telur itu pecah dari luar maka akan menjadi telor ceplok."

Jika dihubungkan dengan mitologi Hindu, maka analogi tersebut sesuai dengan Purana dimana Visnu dilahirkan dari telur yang disebut Brahmanda (Telur Tuhan). Dan jika dikaitkan dengan kehidupan manusia, Analogi tersebut sangat jelas sekali maknanya, dimana seseorang yang memahami dirinya dari dalam ia akan tumbuh menjadi semakin baik, dan sebaliknya jika sibuk membandingkan diri sendiri dari luar dengan orang lain maka hasilnya justru akan berbeda.

Sebenarnya ada banyak sekali hal-hal yang bisa kita pelajari dari alam, misalnya:
  • Dari air belajar ketenangan
  • Dari batu belajar ketegaran
  • Dari Tanah belajar kehidupan
  • Dari kupu-kupu belajar merubah diri
  • Dari padi belajar rendah hati

Kita juga bisa belajar dari arah tempat kita berdiri dan memaknai setiap pandangan yang dilihat oleh indra mata, misalnya:
  • Melihat ke atas mendapatkan kekuatan
  • Melihat ke bawah mensyukuri apa yang ada
  • Melihat ke samping mendapatkan semangat kebersamaan
  • Melihat ke belakang belajar dari pengalaman berharga
  • Melihat ke depan maju menjadi lebih baik

Jika kita lihat kerajaan terbesar diseluruh dunia yakni Majapahit tentu kita tahu bahwa kerajaan leluhur kita ini memeluk agama Hindu-Buddha. Namun seiring perkembangannya, setelah kemerdekaan keyakinan Hindu dan Buddha menjadi terpisah padahal keduanya masih satu rumpun dengan Veda.

Sekali lagi, Tulisan di atas adalah murni pendapat saya pribadi. Kalian bisa berikan komentar di bawah jika berbeda pemahaman atau ada yang perlu ditambah pada postingan di atas beserta alasannya.

Posted by Wasiwa
Wasiwa Updated at: January 27, 2022

0 komentar:

Post a Comment