Caddisfly adalah Serangga Penghasil Emas Termahal

Salah satu serangga yang hidup di perairan Indonesia yaitu ulat air berkantung yang biasa disebut dengan caddisfly. Caddisfly termasuk serangga dari ordo Trichoptera yang banyak dijumpai di sungai berarus deras dengan kandungan oksigen tinggi. Bentuknya seperti ulat, memiliki tiga pasang kaki dan bernapas dengan insang yang terletak di ruas abdomen. Beberapa dari kelompok hewan ini memakan tumbuhan[1].


Klasifikasi Caddisfly
Caddisfly adalah salah satu hewan bentos yang hidup di perairan tercemar. Sehingga hewan ini dapat digunakan sebagai bioindikator bagi perairan yang tercemar.  Caddisfly termasuk di dalam ordo Caddisfly dan merupakan organisme yang pada tahap larvanya berada di dalam sebuah kantung yang ia buat sendiri dan terletak pada dasar sungai atau batu di dasar sungai. Klasifikasi ulat air berkantung yaitu:
  • Kingdom       : Animalia
  • Filum             : Arthropoda
  • Kelas              : Insecta
  • Super Ordo     : Amphiesmenoptera
  • Ordo               : Trychoptera[2]


Caddisfly (Trichoptera) merupakan komponen biotik yang penting dan bermacam-macam dari ekosistem air tawar, yang bisa beradaptasi dan menggantikan hampir di setiap macam habitat perairan. Meskipun keragaman spesies terbesar terjadi pada perairan berarus, banyak spesies mendiami danau dan kolam termasuk habitat khusus seperti kolam, genangan, serapan, dan sungai kecil[3].

Caddisfly umumnya banyak dijumpai pada perairan yang memiliki permukaan batuan dari dasar sungai atau danau. Hewan tersebut untuk memperoleh makanan biasa menggunakan jaring mirip sutera. Beberapa jenis larva Trichoptera sering hidup dalam seludang pelindung untuk mempertahankan diri dari predator.

Suku Limnephiloidae menggunakan suteranya untuk membuat sarang portable yang berasal dari bahan mineral atau material organik. Namun tidak semua hewan tersebut tinggal dalam sarang guna menyaring makanan yang hanyut terbawa oleh arus air. Sebagian besar larva Trichoptera lebih menyukai hidup pada tipe perairan dangkal (5-10 cm) dengan air yang mengalir di atas permukaan batuan dan sedikit jenis yang ditemukan pada substrat halus di bagian air yang dalam[4].

Di indonesia, Caddisfly sering ditemukan pada daerah sumber mata air yang memiliki air jernih dan arus yang tidak terlalu deras. Sesuai dengan penjelasan pada wikipedia bahwa ulat air berkantung ini memang suka hidup pada bebatuan atau di dasar sungai yang memiliki arus, namun tidak terlalu deras[5].

Manfaat Caddisfly
Sekarang, pengrajin memutuskan untuk mengambil keuntungan dari kemampuan untuk menciptakan larva Trichoptera untuk membuat perhiasan unik. Larva tersebut dilapisi dengan emas butiran, batu permata, mutiara, manik-manik dan lain-lain. 


Tidak ada manipulasi ketika Caddisfly memilih emas sebagai pilihan mereka. Rumah yang dibangun Caddisfly sangat cepat dan alami yang diikat dengan cairan sutra yang disekresikan oleh larva. Hasilnya sangat menakjubkan dan sering terlihat seperti seseorang memilih bagian-bagian yang akan digunakan. 


Hal yang paling unik adalah bahwa kita tidak akan pernah memiliki sepotong seperti yang lain dan selalu ada objek yang mengejutkan serangga akan memilih untuk membangun tempat tinggal mereka. 


Menurut para pengrajin yang telah menggunakan taktik ini, mereka dengan sabar menunggu serangga menyelesaikan metamorfosis untuk rumah yang dibuat dengan bentuk akuarium. Setelah itu, mereka membuat liontin yang dijual dengan nilai yang sangat tinggi karena ke unikannya yang mengesankan.[6] Baca Juga: Kumbang Trigonopterus Asal Lampung Ditemukan, Setelah 80 Tahun Hilang



Referensi

[1] Aryodhimar. 2010. Museum Serangga Indonesia. http: . Diakses pada tanggal 25 November 2011
[2] Iqbal, Mochammad. Agus Prasetyo. Hamidah Barid. 2011. Pemanfaatan Ulat Air (Caddisfly) sebagai Indikator Kualitas Biologi Perairan Sungai Berantas di Kota Malang. Universitas Negeri Malang. Malang
[3] Pescador, Manuel L. Andrew K. Rasmussen. Steven C. Harris. 1995. Identification Manual For The Caddisfly (Trichoptera) Larvae of Florida. Bureau of Surface Water Management. Florida
[4]
Sudarso, Yoyok. 2009. Potensi Larva Trichoptera sebagai Bioindikator Akuatik.  Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 35(2): 201-215. Diakses pada tanggal 25 November 2011
[5] Iqbal, Mochammad. Agus Prasetyo. Hamidah Barid. 2011. Pemanfaatan Ulat Air (Caddisfly) sebagai Indikator Kualitas Biologi Perairan Sungai Berantas di Kota Malang. Universitas Negeri Malang. Malang
[6] Carla. 2014. Lindas joias preciosas construídas por um inseto [vídeo] (Online). Diariodebiologia.com. Diakses Pada Tanggal 02 Maret 2015.

Posted by Wasiwa
Wasiwa Updated at: March 02, 2015

1 komentar:

  1. Batu Akik, Tolong jangan nangis yahhh ada pesaingmu Nihhhh...

    ReplyDelete